Jumat, 17 April 2009

IBU PERTIWI MASIH MENANGIS
Oleh : Briptu.Oki mahendra

Sewaktu kita belajar di sekolah tentang perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, betapa bangga dan terharunya kita membayangkan semangat para pahlawan tersebut, dengan bersenjatakan bambu runcing dan semangat kebersamaan yang luar biasa akhirnya mereka mampu menghadiahkan kemerdekaan kepada ibu pertiwi. Dari kisah-kisah para pejuang tersebut dalam merebut kemerdekaan tergambar oleh kita betapa bangganya ibu pertiwi yang pada saat itu telah melahirkan anak-anak bangsa yang telah berbakti kepadanya.mungkin pada saat itu ibu pertiwi juga menangis menyaksikan perjuangan serta pengorbanan anak-anak bangsa dengan semangat pantang menyerah dan rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi berhasil menghadiahinya sebuah kemerdekaan.
Pada pelajaran sejarah perjuangan anak bangsa tersebut kita diperkenalkan dengan tokoh para pahlawan bangsa yang di jadikan suritauladan yang baik yang bisa bertindak sebagai pemersatu pada zaman tersebut. Mungkin jauh dari bayangan mereka harapan sebuah kursi jabatan dan mengumpulkan kekayaan pribadi yang ingin mereka raih dari perjuangan yang mereka lakukan tersebut. Dengan segala kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada mereka, dengan satu tujuan mereka gunakan hanya untuk mempersatukan tekad dan semangat semua rakyat Indonesia untuk berjuang meraih kemerdekaan demi ibu pertiwi, walau nyawa sekalipun taruhannya.
Namun sekarang cerita tentang perjuangan para pahlawan tersebut hanya tinggal sebatas catatan sejarah saja. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebuah amanah yang mereka tinggalkan bagi kita semua sekarang hanya sebatas pembasah bibir sewaktu upacara bendera saja. Begitu juga dengan burung garuda yang sayapnya terbentang lebar dengan mencengkeram kuat sebuah semboyan Bhineka Tunggal Eka, dan di dadanya terpampang 5 simbol dari Pancasila, namun sekarang kegagahan burung garuda tersebut gagahnya hanya menjadi hiasan di dinding saja. Memang sangat ironis sekali jika kita membaca dan mempelajari sejarah para pejuang dalam meraih kemerdekaan tersebut dengan fakta yang kita hadapi di era kemerdekaan saat sekarang ini, bagaimana Pancasila sebagai sebuah falsafah dari ciri kepribadian Bangsa sudah mulai memudar, siapakah yang pantas kita persalahkan dengan hal tersebut ?
Memang sangat sulit untuk mencari siapa yang salah pada saat sekarang ini, karena semua mengaku benar tanpa mau dipersalahkan. Dengan membawa embel-embel falsafah pancasila maupun agama mereka berjuang memperjuangkan kebenaran dan keadilan, serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia yang seakan membuat kita bingung dan berpikir rakyat serta masyarakat Indonesia yang mana yang ingin mereka perjuangkan, karena perjuangan yang dihasilkan oleh mereka tersebut tetap saja nol besar, si rakyat jelata tetap dengan nasib mereka yang melarat, namun si pejuang yang katanya berjuang demi rakyat tersebut malah hidup dengan penuh kemewahan dan kesenangan dan yang lebih lucu lagi kemewahan serta kesenangan tersebut diperoleh dari duit rakyat yang katanya ingin di perjuangkan.
Sedih memang jika kita lihat keadaan Negara kita pada saat sekarang ini, Negara yang katanya subur dan makmur serta mempunyai kekayaan alam yang melimpah, masih banyak dihuni oleh rakyatnya yang dilanda kemiskinan. Negara yang terkenal dengan semangat gotong royong yang tinggi pada masyarakatnya, kian hari kian memudar. Masyarakat mulai tidak percaya lagi dengan para wakilnya, pemimpin pun sudah tidak bisa menjadi suritauladan yang baik bagi rakyatnya. Tidak ada lagi semangat persatuan dan kesatuan dalam memperbaiki keadaan Negara ini, seperti yang dilakukan para pahlawan perjuangan dalam merebut kemerdekaan menurut buku pelajaran sejarah yang kita baca. Yang terlihat sekarang hanyalah perjuangan yang dilakukan demi kepentingan golongan yang mengatas namakan rakyat, yang kadang kala entah disengaja dapat menimbulkan perpecahan didalam masyarakat itu sendiri. Tak jarang kita lihat pendukung suatu golongan dengan golongan lainnya bentrok, apakah ini yang disebut dengan Bhineka Tunggal Eka ?
Sepertinya tangisan ibu pertiwi tak akan pernah berhenti sampai sekarang, namun tangisan itu sangat jauh berbeda dengan tangisan pada zaman perjuangan meraih kemerdekaan, dimana pada saat itu para anak bangsa sangat menunjukkan bakti kepadanya. Bukan seperti sekarang ibu pertiwi menangis melihat tingkah anak-anaknya yang telah banyak durhaka padanya. Terlihat jelas sekarang bahwa ibu pertiwi sudah tidak memiliki anak bangsa yang berbudi pekerti yang baik yang dapat dijadikan contoh dan tauladan yang baik oleh rakyatnya, ataukah masih ada anak bangsa yang hebat itu ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar